Desktop Search: Perbandingan WDS dan Copernic

Sekedar ingin berbagi pengalaman menggunakan dua berikut: (WDS) dan .

/Prolog

Pertama mengenal adalah saat pertama kali dirilisnya tahun 2004. Waktu itu belum ada sedikit pun keinginan menggunakan aplikasi desktop untuk mempercepat pencarian dokumen-dokumen dan segala sesuatu di harddisk lokal. Maklum, kebutuhan saat itu belum cukup memaksa saya untuk menggunakannya. Ditambah lagi masih adanya masalah privasi dan kurangnya kontrol pengaturan indeks, dan juga rasa sayang jika harus memangkas sekian persen dari resources komputer yang tentunya sedikit banyak akan mengganggu kinerja maupun kapasitas harddisk komputer.

Seiring berjalannya waktu, mulai bermunculan pesaing-pesaing yang menawarkan kustomisasi dan fitur yang lebih baik. Kebutuhan saat ini pun sudah cukup menggelitik saya untuk ikut mencobanya.

Setelah sebelumnya mencari review dan perbandingan di . Dan menimbang untung-rugi beberapa aplikasi , pilihan akhirnya mengerucut pada dua nama: dan .

Alasan menggunakan CDS karena selalu mendapat review terbaik dibanding yang lainnya. Sedangkan WDS: karena Google masih belum lebih baik. Setidaknya menurut beberapa review yang saya baca.

/Copernic (CDS) vs Windows Desktop (WDS)

Saatnya masuk bagian utama: perbandingan Copernic (CDS) dan WDS. Berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan dua aplikasi ini, masing-masing pastinya ada kurang dan lebihnya.

WDS yang saya gunakan adalah versi 4.0, sedangkan CDS versi 3.1 (home) dan 3.0 (corporate).

Pengaturan Proses Indeks

Secara umum proses indeks pada CDS dan WDS lebih baik dari Google. Keduanya memiliki pengaturan yang lebih baik. CDS dan WDS memperbolehkan kita memilih folder mana yang akan diindeks, termasuk memberi pengecualian subfolder mana yang tidak ingin diindeks. Ini mempermudah kita nantinya untuk mencari file yang benar-benar kita butuhkan. *Bagaimana dengan Google? Saya belum tau pasti karena belum mencoba sendiri Google rilis terakhir versi 5.8. Menurut beberapa review yang saya baca sih, Google belum mendukung fitur ini. CMIIW

Secara jumlah file yang bisa diindeks, CDS masih lebih unggul dari WDS. CDS juga mampu mengindeks konten file . Saat dicoba pada WDS, pencarian konten file PDF tidak dapat dilakukan. CDS juga mendukung mail client Mozilla Thunderbird.

Pengaturan indeks CDS juga memungkinkan membatasi ukuran file yang akan diindeks. Jadi jika ada sebuah file PDF berukuran 80 MB, sedangkan pada pengaturan indeks dibuat maksimal 10 MB, maka konten file PDF tersebut hanya akan diindeks sebagian. Dengan kemampuan mengindeks konten tipe file yang lebih banyak, alhasil keyword yang didapat CDS lebih banyak daripada WDS.

Untuk tipe file yang lebih kompleks, keuntungan ada pada CDS. Namun untuk penggunaan secara umum  keduanya masih bisa dikatakan seimbang.

Kinerja Proses Indeks

Baik CDS maupun WDS memiliki opsi untuk menghentikan sementara proses indeks, melanjutkan, maupun melakukan indeks ulang. Bedanya, pada CDS semuanya harus dikonfigurasi terlebih dahulu, dan start-stop indeks hanya bisa terjadi secara otomatis. Sedangkan pada WDS, tersedia menu untuk untuk mempermudah start/stop proses indeks.

CDS akan melakukan indeks setelah komputer dalam keadaan idle selama 2 menit (setting default). Saat komputer digunakan proses indeks segera berhenti.  Saat CDS ‘dipaksa’ melakukan indeks secara penuh (bisa dilakukan dengan menghilangkan setting waktu idle), resource komputer akan dihabiskan oleh CDS. Kinerja komputer akan terasa sangat berat. Pada kondisi ini membuka program aplikasi lain juga akan berat.

Berbeda dengan CDS, proses indeks pada WDS akan terus berjalan, termasuk saat komputer digunakan. Tetapi dengan kecepatan indeks yang diturunkan. Jika ingin menghentikan proses indeks, tersedia menu Snooze Indexing dari icon di tray bar. Nilai positif WDC adalah tidak terjadi penurunan yang berarti saat proses indeks berlangsung penuh, dibandingkan yang terjadi pada CDS.

Oh ya… satu lagi kekurangan CDS. Ada beberapa subfolder tidak ikut terindeks padahal folder diatasnya sudah terdaftar agar terindeks. Misal ada folder INDONESIA, dan didalamnya tersimpan folder SEMARANG, SALATIGA, KUDUS. File-file didalam folder SEMARANG tidak ikut terindeks, padahal file di folder SALATIGA, KUDUS DAN INDONESIA sudah terindeks. Folder SEMARANG biasanya berisi jumlah file yang cukup besar, atau memiliki subfolder yang cukup banyak. Walaupun dilakukan reindex, hasilnya sama aja. Disamping itu, rasanya saya nggak nemuin adanya konfigurasi yang miss :(. Solusi sementaranya ya… folder SEMARANG dimasukin juga didaftar folder yang diindeks.

Secara keseluruhan kinerja WDS lebih baik dalam hal kinerja indeks. Utilisasi resources yang lebih kecil dan kemudahan proses start/stop indeks membuat WDS unggul dibanding CDS.

Pencarian

CDS dan WDS dapat diakses dengan cara yang sama: deskbar,  window terpisah, maupun dengan shortcut keyboard. Keduanya memiliki antarmuka tampilan yang hampir sama. Tersedianya kategori file hasil pencarian (dokumen, email, gambar, video, dll), preview pane. Preview Pane pada CDS versi Home (gratis) hanya tersedia dalam bentuk horizontal.

WDS juga menyediakan sintaks query yang lebih lengkap. Sementara pada CDS tersedia form isian query yang lebih lengkap pada tampilan window utamanya.

Kecepatan loading WDS masih lebih baik daripada CDS. Utamanya terasa saat loading awal setelah Windows booting. Atau saat membuka window utama. Untuk membuka window pencarian utama pun WDS terasa lebih ringan. Namun waktu delay yang dibutuhkan saat pencarian lebih singkat pada CDS.

CDS sedikit lebih unggul dibanding dengan WDS untuk kelengkapan tampilan window pencariannya. Tapi WDS terasa lebih ringan 😀

/Epilog

Bagi saya saat ini pilihan jatuh pada WDS, tapi tentu saja penilaian akhir ada pada tangan anda sendiri. CDS memang lebih lengkap, mendukung lebih banyak kustomisasi indeks dan tipe file. Tapi WDS lebih ringan dan mampu mengindeks saat anda bekerja, tanpa mengurangi kinerja komputer. Rasanya itu sudah cukup bagi saya. Akurasi yang mungkin kurang baik pada WDS dapat sedikit dieliminir dengan kemampuan kategorisasi tipe file hasil pencarian. Terlebih ada beberapa subfolder yang ‘terlewat’ sehingga nggak terindeks.

Secara umum, WDS dan CDS memiliki cara penggunaan dan tampilan antarmuka yang sama. Disamping kemudahan dalam melakukan kontrol file yang diindeks. Inilah yang membuat saya lebih memilih dua aplikasi ini apabila dibandingkan dengan Google Desktop.

2 thoughts on “Desktop Search: Perbandingan WDS dan Copernic”

  1. Pingback: Antara Windows Desktop Search (WDS) dan Search Companion: set default | Learn to a [simple] LiFe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *